"Dulu tahun 80 an, kami berempat beradik tiap sore jalan kaki dari Jalan Cendrawasih ke Jalan Teratai ini untuk pergi mengaji. Di belakang sini. Di TPA Mushala Al Ikhlas," terang Ferdi di hadapan seribuan warga Kelurahan Dumai Kota.
Meskipun masa-masa mengaji di waktu kecil itu sudah berlangsung lebih dari 40 tahun, namun Ferdi masih ingat dengan semua guru mengaji yang mengajarinya membaca Alquran, sholat, hafalan doa dan sebagainya.
"Begitupun dengan teman-teman waktu kecil yang saat ini masih berdomisili di Jalan Teratai, Jalan Tenaga, Jalan Kamboja dan sekitarnya. Teringat waktu kecil sama-sama berenang di Pelabuhan Balak," terang Ferdi.
Mbah Parto, sapaan akrab H. Soeparto juga bukan orang asing di Kelurahan Dumai Kota. Sebelum tinggal di Jalan H. Imam Munandar Kelurahan Jayamukti, Mbah Parto pernah di Jalan Datuk Laksamana GG. Idola.
Dengan cukup lamanya tinggal di Dumai, Mbah Parto merupakan bagian dari sejarah Kota Dumai. Ia bersama warga terlibat dalam pembukaan kawasan untuk dijadikan kawasan pertanian maupun pemukiman.
'Saya sebagai orang yang lahir dan besar di Dumai bersama Mbah Parto yang sudah lama tinggal di Dumai sangat memahami apa yang dibutuhkan masyarakat Kota Dumai saat ini. Mereka butuh sentuhan dari pemerintah agar kesejahteraan mereka meningkat,' kata Ferdi disambut tepuk tangan ribuan warga. (*)