"Selain membantu masyarakat agar wajib belajar 9 tahun berjalan lancar, secara ekonomi juga memiliki multiplier yang besar," kata Calon Wali Kota Dumai nomor urut 2 Ferdiansyah SE, saat pertemuan tatap muda dengan warga Jalan Garuda kelurahan Kampung Baru, kecamatan Bukit Kapur, Kamis (07/11/2024)
Ferdi menyebut setidaknya ada dua dampak. Pertama, uang yang harus dikeluarkan untuk baju seragam itu, bagi petani dan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bisa jadi merupakan modal yang seharusnya diputar dan dikembangkan untuk usaha.
"Seragam gratis itu pada kisaran harga 1,2 juta hingga 1,5 juta. Bagi petani, ini bisa untuk membeli pupuk atau bibit. Setelah panen, hasilnya tentu akan berlipat. Begitu juga dengan pelaku UMKM, dengan uang segitu bisa untuk modal pembelian bahan baku," katanya.
Yang kedua, lanjut Ferdi, baju seragam itu nantinya diharapkan dikerjakan oleh para penjahit di Kota Dumai. Sekira 50 sampai 80 penjahit akan terlibat dalam pembuatan seragam tersebut.
"Para penjahit akan mendapatkan order dan menghasilkan uang. Karena mereka berdomisili di Dumai, mereka akan belanjakan uangnya di Kota Dumai. Terjadi perputaran ekonomi," terang Ferdi.
Setahun, program seragam gratis ini membutuhkan anggaran sekitar 25 Milyar. Uang yang dikeluarkan Pemko Dumai melalui APBD itu tidak lari keluar Dumai, tetapi berputar di Kota Dumai dan berperan meningkatkan income perkapita dan PDRB.
"Kami sudah hitung, program seragam dan LKS gratis tidak sampai 30 milyar setahun. Jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan biaya perjalanan dinas yang mencapai ratusan milyar," tutup Ferdi. (*)