Ketua PMII Dumai Menilai Adanya Minim Literasi di Kalangan Pemuda dan Bagaimana Peran Media Dalam Membangun Pandangan di Masyarakat

Ketua Umum Cabang PMII Kota Dumai, Aprianto, menyoroti tentang literasi pemuda dan mahasiswa serta peran media dalam membentuk persepsi masyarakat dikota dumai.


Aprianto menilai bahwa pemberitaan media seringkali cenderung bias dan memprioritaskan kenyamanan, sehingga gerakan mahasiswa ataupun pemuda yang dianggap mengganggu kenyamanan langsung didiskreditkan tanpa dilihat tujuannya. 


"Kita harus mengingat bahwa ada situasi lain juga, sehingga para aktivis harus sangat berhati-hati karena ditakutkan ada pemberitaan yang cenderung bias," katanya.


Media merupakan peran kunci karena orang yang bukan merupakan saksi mata atau yang bukan terlibat langsung dengan keadaan pasti merujuk pada pemberitaan media, 


"Media memiliki peran kunci dalam membentuk persepsi dan mengonstruksi kenyataan sosial dan politik masyarakat, karena medialah yang menyetir arah pemaknaan terhadap kenyataan," tambahnya.


Aprianto juga menyuarakan tentang pentingnya peran pemuda sebagai lokomotif pergerakan dan perubahan, ini sesuai dengan amanat undang-undang no 40 tahun 2009, yang mana di dalamnya telah dijelaskan bahwa konstitusi negara telah menegaskan tugas pokok dan fungsi pemuda sebagai hak fundamental baik itu sebagai mitra pemerintah maupun mitra kritik pemerintah. 


Menurutnya, pemuda baikpun mahasiswa harus berani tampil berbeda dan melawan arus, bahkan ketika yang dilawan adalah kekuasaan dan kalangan terdekat penguasa. 


Aprianto juga menegaskan terkait salah satu sumber masalah kondisional di kota Dumai, yakni minimnya literasi di kalangan mahasiswa dan kepemudaan, sehingga banyak bermunculan sebagai anti kritik itu timbul dari kalangan swasta bahkan dari kalangan mahasiswa dan pemuda itu sendiri. 


Ia sangat prihatin, disaat adanya gerakan yang timbul dari kalangan pemuda dan mahasiswa, oknum-oknum tersebut malah muncul dengan menggunakan label yang juga mengaku sebagai aktivis mahasiswa ataupun pemuda malah ikut meng-diskreditkan aksi tersebut, baik itu secara non forum maupun pemberitaan di media.


"Ini ada apa ? apakah oknum-oknum tersebut merasa terganggu, atau ingin terus tampil dengan berbagai pengklaiman?," tegas aprianto.


secara historisnya dalam berbagai pergejolakan, mahasiswa & pemuda selalu partisipatif dalam mengontrol dan menjaga keseimbangan antar pemangku kepentingan.


"Ini sungguh sangat disayangkan, disaat oknum-oknum tersebut mencoba membatasi pola ruang gerakan aktivis mahasiswa dan pemuda kota dumai, padahal dia juga berada dijalan yang sama," Tutup Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kota Dumai itu.
 

Lebih baru Lebih lama