Salah satunya datang dari Aaksyaf, Wakil Ketua Bidang Olahraga KNPI Dumai sekaligus penggiat sepakbola dari klub Dumai Soccer, yang mengaku prihatin dan menyayangkan kebijakan tersebut.
Dalam surat bernomor 193/PNC341000/2025-S0 tertanggal 7 Juli 2025, Pertamina Patra Niaga menyatakan dukungannya terhadap kegiatan olahraga sepak bola, namun juga menetapkan biaya pengelolaan dan pemeliharaan lapangan per jam. Biaya tersebut akan dikenakan kepada pihak yang menggunakan lapangan, termasuk Persemai Kota Dumai.
Aaksyaf menyebut, meskipun dukungan dari pihak korporasi seperti Pertamina patut diapresiasi, namun penetapan tarif justru bertolak belakang dengan semangat pembinaan olahraga rakyat.
“Kami sangat menyayangkan kebijakan berbayar ini. Sepak bola di Dumai sedang giat-giatnya dibina, tapi kini dihadapkan pada kendala baru berupa biaya sewa lapangan,” ungkapnya, Rabu (9/7/2025).
Menurutnya, banyak klub dan komunitas sepak bola di Dumai yang digerakkan secara swadaya oleh masyarakat dan pemuda. Adanya tarif yang cukup tinggi tentu akan menjadi beban baru, khususnya bagi kalangan pelajar dan tim-tim usia dini yang rutin berlatih namun memiliki keterbatasan anggaran.
“Bayangkan kalau satu kali latihan saja memakan waktu dua jam, artinya mereka harus keluarkan Rp270.000. Dalam seminggu bisa habis jutaan rupiah. Ini jelas memberatkan,” ujar Aaksyaf.
Ia juga mempertanyakan mengapa fasilitas yang sejatinya bisa menjadi sarana pembinaan justru dijadikan ladang pemasukan tanpa mempertimbangkan kondisi komunitas lokal.
Aaksyaf berharap pihak Pertamina dapat mempertimbangkan ulang kebijakan ini dan membuka ruang dialog bersama komunitas olahraga di Dumai.
“Kami tidak menolak kontribusi untuk pemeliharaan, tapi jangan sampai itu malah menjadi penghalang berkembangnya olahraga. Harus ada kebijakan khusus untuk komunitas lokal, pelajar, dan klub binaan,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa seharusnya ada bentuk CSR nyata dari perusahaan besar seperti Pertamina kepada dunia olahraga, apalagi yang berkaitan langsung dengan pembinaan karakter generasi muda.
“Pertamina menyebut mendukung pembinaan karakter dan sportivitas, tapi dukungan sejati tidak datang dari biaya sewa. Dukungan itu hadir dari kemudahan akses,” jelas Aaksyaf.
Aaksyaf juga mengajak seluruh klub dan komunitas sepak bola di Dumai untuk tetap solid dan bersuara demi kemajuan olahraga bersama.
“Kita harus tetap semangat. Sepak bola adalah milik rakyat. Jangan biarkan langkah kita terhenti oleh biaya. Mari kita perjuangkan bersama,” pungkasnya.